Minggu, 22 September 2013

Jangan Lihat Casing !

Semakin menjamurnya product smartphone di Indonesia, mungkin saat ingin membeli hal pertama kali yang kita perhatikan adalah "casing" bukan ?. Namun jika sudah familiar kita tak lagi memperhatikan casing, yang jadi perhatian adalah aplikasi atau fitur yang ditawarkan oleh gadget tersebut.

Jangan Lihat Casing

Nah begitu pula kita saat bertemu orang baru, yang menjadi tolok ukur pertama kita adalah "casing" orang tersebut.  Itu sudah manusiawi, kecuali jika orang tersebut mempunyai indra ke-enam yang bisa langsung mendeteksi tanpa harus mengoreksi.

Semalam saya ngobrol-ngobrol sama orang yang baru kenal sekitar dua hari yang lalu. Saya memanggil dia dengan "Om Gondrong". Kesan pertama yang saya tangkap dari Om gondrong adalah dia orang rege mania , karena saat pertama kali berjumpa mengenakan kuplok ala "Rege"  merah, kuning, hijau. Yang terbenak pertama kali orangnya suka bebas aturan,baik aturan Tuhan maupun aturan manusia.

Kamis, 19 September 2013

Temukan Harapan TErbesar Orang Tuamu !

Malam itu ketika membaca buku "ON" pak Jamil Azzaini . Pengusaha sekaligus trainer yang terkenal dengan jargon " Sukses Mulia". Yang menarik dan paling berkesan atau istilah twiternya #jleeb ada pada halaman 140.

Meskipun hanya satu paragraf namun tulisan tersebut mampu membuat saya lemas tersandar didinding mengharu biru menangis mengingat kesalahan yang pernah saya lakukan pada almarhum bapak saya. Ceritanya kurang lebih persis seperti yang dikisahkan buku tersebut.

Temukan Harapan Terbesar Orang Tuamu
Dulu ketika wisuda pak Jamil bukannya bahagia malah menjauhi bapaknya karena bapaknya memakai baju dan celana yang kurang matching,dasinya kepanjangan serta sepatunya butut. Hal yang sama pun pernah saya lakukan dulu. Ketika pengambilan raport sekolah, saya menjauhi bapak saya karena usia bapak saya diatas rata-rata usia orang tua teman yang lainnya. Bahkan ada yang mengira bahwa beliau adalah kakek saya. Nah itu yang membuat saya minder tak pede saat itu.

Seketika itu saya langsung lemas terduduk berderai air mata, tak kuasa mengingat kelakuan saya yang durhaka pada bapak saya dulu. Besar harapan beliau kepada saya namun saya bertingkah durhaka. Ya Allah ampunilah dosa saya sampaikan permohonan maaf saya kepada Almarhum bapak saya, karena saya belum sempat meminta maaf kepadanya :(.